Minggu, 19 Mei 2024

Breaking News

  • Jika Sepakat, Kasmarni - Rafee Pasangan Ideal Pilkada Bengkalis 2024, Bakal Kuasai Suara Bengkalis   ●   
  • Kasmarni Didampingi Tim Pemenangan ke DPD Partai PKS untuk Pengembalian Formulir Pendaftaran Sebagai Calon Bupati   ●   
  • H.Muhammad Rafee Siap Mundur dari DPRD Bengkalis untuk Maju Pilkada Sebagai Calon Wabup   ●   
  • Wakili Bupati, Kadis PUPR Bengkalis Dampingi Investor dari China Tinjau Lokasi Rencana Pembangunan Jembatan   ●   
  • Pemeriksaan Ketua BRA Perkara Tipikor Penyimpangan Pengadaan Budidaya Ikan Kakap dan Pakan Rucah   ●   
Sederet Alasan Mengapa Harus Berhenti Makan Baby Carrot
Jumat 20 Oktober 2023, 14:24 WIB
Bien Manger.jpg

Jetsiber.com  -  Kesehatan - Baby carrot atau bayi wortel pertama kali ditemukan oleh petani wortel asal California, Mike Yurosek. Ciptaannya tersebut membuat penampilan baby carrot jauh lebih menarik.

Karenanya, banyak restoran bintang lima yang lebih memilih menggunakan baby carrot untuk hidangan. Namun, belakangan ramai dibahas di TikTok bahwa baby carrot tidak seindah tampilannya.

Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (19/10/23), berikut 5 sisi gelap dari baby carrot.

1. Bukan 'Baby' Carrot Sesungguhnya

Dilansir dari Delish, Kamis (9/3/23), baby carrot bukanlah 'baby' yang sesungguhnya. Faktanya, sebagian besar wortel yang dijual sebagai baby carrot hanyalah wortel biasa.

Wortel tersebut dipotong menjadi potongan yang lebih kecil, sehingga terlihat seperti baby carrot. Kemudian dipoles hingga ukurannya sama.

Meski begitu, ada juga sebagian baby carrot yang diproduksi dengan cara mencabut wortel yang masih kecil agar ukurannya tetap kecil, sehingga bisa disebut baby carrot.

2. Hanya untuk Kecantikan Semata

Baby carrot biasanya digunakan hanya untuk sebuah penampilan makanan. Karenanya sebuah industri pasti melakukan penyortiran untuk mendapatkan bentuk baby carrot yang sempurna.

Wortel yang terlalu gemuk atau kurang lurus dianggap tidak layak dan dibuang untuk dijadikan jus atau pakan ternak. Bahkan, ada industri yang sampai menggunakan zat kimia.

Dilansir dari Food Network, Jumat (23/6/23), zat kimia yang biasa digunakan adalah klorin. Wortel dicelupkan ke klorin untuk mendapatkan tekstur dan warna yang cantik.

3. Rasanya sama Seperti Wortel Biasa

Memiliki ukuran yang lebih mungil tidak membuat baby carrot punya rasa yang berbeda dari wortel biasa. Karena pada umumnya, baby carrot adalah wortel biasa.

Bahkan, karena banyak industri wortel yang merendam baby carrot pada klorin menyebabkan baby carrot berbahaya untuk dikonsumsi.

4. Nutrisi Baby Carrot

Wortel biasa melewati proses yang panjang untuk bisa menjadi baby carrot. Mulai dari penyortiran, pengamplasan, hingga pengelupasan.

Proses tersebut membuat sebagian nutrisinya hilang. Satu wortel berukuran sedang hanya menyediakan 5 kalori dan 1 gram karbohidrat, serta bebas lemak dan kolesterol.

Sementara untuk vitamin A-nya masih terjaga baik. Satu wortel berukuran kecil umumnya menyediakan 30 persen vitamin A dari jumlah harian yang direkomendasikan.

5. Harganya Lebih Mahal

Meskipun memiliki rasa yang sama dengan wortel biasa, tetapi harga baby carrot jauh lebih mahal. Rata-rata toko membanderol 500 gram wortel biasa sekitar Rp 16 ribu.

Berbeda dengan 500 gram baby carrot yang dibanderol sekitar Rp 23 ribu. Di Indonesia sendiri, di situs belanja online, 250 gram baby carrot harganya rata-rata Rp 9.500.




Editor : TR
Kategori : Lifestyle
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: redaksi.jetsiber@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 



Scroll to top