Senin, 6 Mei 2024

Breaking News

  • Wakil Jaksa Agung: “Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kejaksaan RI Menekankan Kepada Aspek Integritas   ●   
  • Bea Cukai Bengkalis Larang Wartawan Meliput Saat Sidak Rokok Ilegal, Ada Apa ?   ●   
  • Serius Maju Pilkada, Dr. Zulmaeta Resmi Mendaftar ke Partai Nasdem Kota Payakumbuh   ●   
  • Tingkatkan Kualitas Petugas Pemasyarakatan, Rutan Kelas I Pekanbaru Gelar Pembinaan Fisik Mental dan Disiplin   ●   
  • Penahanan 1 Orang Tersangka Dugaan Tipikor Penyimpangan Kegiatan Pembangunan Hotel Kuantan Singingi   ●   
Inilah Sosok Santriwati Jadi-jadian, Bukan Berparas Cantik Tapi Pria Tua Yang Minta Mahar Rp 50 Juta
Kamis 21 September 2023, 10:31 WIB
Arini Juwita,/dan pelaku S

Jetsiber.com - NTB - Seorang santriwati jadi-jadian yang menggunakan cadar menipu korbannya dengan iming-iming bersedia menikah.

Mahar yang diminta sebesar Rp 50 juta.
Sudah terlanjur percaya, seorang pria yang bekerja di perusahaan tambang di Kalimantan akhirnya kena tipu.

Korban kaget setelah tahu wajah asli calon istrinya bukan paras cantik melainkan seorang pria tua.

Alhasil karyawan tambang berinisial AW (35) sangat syok dan mengadukan kasus tersebut ke polisi.

Ternyata selama ini AW tertipu dengan wanita kenalannya di Facebook bernama Arini Juwita.

Dari foto profil, Arini Juwita merupakan wanita bercadar dan mengaku sebagai santriwati berusia 20 tahunan.

Ketika keduanya berencana menikah, Arini Juwita meminta mahar sebesar Rp 50 juta kepada AW

S kemudian ditangkap jajaran Cybercrime Ditreskrimsus Polda Sulawesi Selatan pada Jumat (15/9/2023).

Pelaku diamankan di kediamannya di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
 
Panit Subdit V Cybercrime Ditreskrimsus Polda Sulsel AKP Iqbal Usman E mengatakan, pelaku ini beraksi melalui aplikasi media sosial (Medsos) Facebook.

Lalu S menyasar seorang karyawan perusahaan tambang di wilayah Kalimantan.

Korban inisial AW (35) asli Makassar. Merantau di Kalimantan bekerja sebagai karyawan tambang" kata Iqbal kepada wartawan di Mapolda Sulsel, Selasa (19/9/2023).

Saat ini pelaku bersama barang bukti kami amankan di Polda Sulsel guna proses penyidikan lebih lanjut," imbuhnya.

"Adapun kronologis kejadiannya bahwa korban dengan pelaku berkenalan melalui sosial media" kata Iqbal.

"Kemudian pelaku berperan sebagai wanita yang muslimah (santriwati), penghapal Al Quran, kemudian mengajak korban untuk menikah," jelasnya.

Tak sampai di situ, S pun meminta sejumlah uang untuk mahar biaya pernikahan kepada AW.

Tanpa rasa curiga, AW dengan mudahnya mengirim uang senilai Rp 50 juta kepada S.

"Jadi pelaku berperan sebagai seorang wanita tapi kenyataannya pelaku adalah seorang laki-laki"jelas Iqbal.

"Untuk meyakinkan daripada korban ini bahwa memang betul dia bersedia menikahi korban"tambahnya

Akhirnya pelaku meminta Rp 50 juta. Sehingga korban mengirimkan uang," ucap Iqbal.

Salah satu digunakan sebagai uang maharnya pada saat perkawinan termasuk persiapan.

"Jadi korbannya ini memang asli Sulsel tapi mencari nafkah di Kalimantan dan berkenalan melalui sosial media," sambungnya.

Iqbal menjelaskan, modus kejahatan pelaku ini telah dilakukan sejak Agustus lalu.

Penipuan ini baru terungkap ketika korban datang ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), untuk menemui pelaku.

Iqbal mengungkapkan hasil kejahatan S digunakan untuk kepentingan sehari-harinya dan juga untuk bermain judi togel.

Yang jelas dorongan ekonomi. Pelakunya juga suka main itu judi togel," ungkapnya.

Atas perbuatannya S bakal dijerat dengan Pasal 45 a ayat 1 juncto pasal 28 ayat 2 UU ITE dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara.
Pernikahan Sesama Pria Batal
Kasus lain, kagetnya seorang pria Lombok Na (30) hampir menikah dengan wanita 'siluman'.

Bagaimana tidak, wanita yang hendak dinikahi itu ternyata adalah seorang pria.
Hal itu terkuak setelah identitas sang wanita jadi-jadian akhirnya dibongkar orangtua kandungnya.

Sebelumnya diwartakan, kisah seorang pria nyaris menikahi sesama pria viral di media sosial.

Begini cerita awal mula ayah mertua sadar bahwa calon menantu wanita ternyata adalah seorang pria, terbongkar dari kejujuran calon besannya. (Kompas.com, Tribunnews.com)
Dia adalah NE, pria yang mengaku sebagai wanita.

Mengetahui fakta mengejutkan itu, orangtua mempelai pria bernama Toha pun mengungkap perasaannya.

Toha seharusnya menikahkan sang putra dengan menantunya yang berinisial EN (18).

Namun pernikahan itu urung dilaksanakan setelah Toha mengetahui identitas asli EN yang ternyata seorang pria.

Sosok EN (18), calon pengantin wanita di Lombok Tengah ternyata seorang pria berinial Zk sempat meminta maskawin 2 gram emas kepada calon suaminya, Na (30), warga Bun Salak, Desa Jago, Lombok Tengah.

"Dia (EN) ini sebelum diketahui identitas kelaminnya, sempat meminta 2 gram emas sebagai maskawinnya," kata Kepala Dusun Bunyi Salak Toha saat ditemui di rumahnya, Selasa (12/9/2023).

Selama tiga hari berada di rumah mempelai laki-laki, NE dikenal baik dan rajin salat dengan menempati saf perempuan.

Saat shalat berjamaah di musala, dia (EN) di saf perempuan. Memang dia terlihat layaknya perempuan asli pakai lipstik," kata Toha.

Toha menceritakan pengalaman panjang hingga akhirnya menemukan identitas pengantin EN yang ternyata seorang laki-laki berinisial Zk asal Dusun Pengalang, Desa Krame Jati, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Toha menceritakan, awalnya Na membawa merarik EN ke rumahnya pada Kamis (7/9/2/23) malam.

Sebagaimana tradisi Sasak Lombok, keluarga dan kerabat akan berdatangan hadir mengunjungi pengantin yang baru

Saat itu warga belum mengetahui bahwa EN merupakan seorang pria karena menggunakan kerudung.

"EN ini kan keseharian di sini pakai jilbab, terus pakai lipstik, tidak ada yang curiga dia laki-laki, karena bentuk dan cara jalannya kayak perempuan sekali," kata Toha ditemui di rumahnya, Selasa (12/9/2023).

Mulai terungkap Toha mengatakan, setelah tiga hari berada di rumah Na, selanjutnya dilakukan proses adat nyelabar ke rumah keluarga EN.

Diketahui nyelabar merupakan proses memberi kabar dari keluarga mempelai laki-laki kepada orangtua perempuan bahwa anaknya akan menikah.

Sebagai tokoh masyarakat dusun, Toha sendiri yang pergi melakukan selabar.
Sebelum berangkat ia sempat mengonfirmasi EN bahwa dia menikah dengan Na tanpa ada paksaan.

"Kita tanya dulu dia (EN) apakah kawinnya sama Na ini paksaan atau tidak. Selanjutnya kita tanya identitas alamat orangtuanya," kata Toha.

Setibanya di alamat yang diberikan EN, tepatnya di Dusun Pengalang, Desa Krama Jati Lombok Tengah, Toha bertemu dengan orangtua EN.

"Pas saya datang ke alamat yang diberikan EN, orangtuanya bingung, tidak mengaku punya anak perempuan menikah, karena tidak punya anak perempuan," kata Toha

Saat itu, pihak tokoh masyarakat dan kepala dusun setempat bingung, dan mencoba meminta bantuan ke dusun-dusun tetangga untuk mencocokkan identitas EN.

Hingga akhirnya, Toha mencoba menelepon EN dengan video call agar orangtua melihat langsung pengantin perempuan.

Namun saat video call EN menggunakan jilbab dan menutup mukanya.
"Pas waktu video call, dia menutup mukanya dengan masker, orangtuanya jadinya tidak mengenal dia.

Orangtuanya sempat marah karena tidak mau memperlihatkan wajah utuhnya," kata Toha.

Dalam suasana bingung itu, orangtua itu menceritakan bahwa anaknya berinisial Zk hilang selama dua hari dan tidak pernah pulang rumah.

"Waktu itu cerita ayahnya. 'Saya punya anak laki-laki, udah saya sunat hilang dua hari, tapi memang dia agak bantong (feminim)," kata Toha.

Dari cerita tersebut muncul kecurigaan bahwa EN yang menikah dengan Na merupakan seorang pria yang feminim.
"Kita video call sekali lagi dan mempunyai kesimpulan EN ini adalah Zk. Saya kaget dan lemes waktu itu," kata Toha.

Mengetahui hal tersebut, Toha tidak langsung mengabarkan kepada keluarga calon mempelai pria bahwa EN adalah seorang laki-laki.

Ia akan memberitahukannya setelah Zk keluar dari kampung calon mempelai pria.

"Untuk kenyamanan, saya akhirnya pulang ke dusun dan menyampaikan bahwa pernikahan tersebut tidak bisa dilanjutkan karena sesuatu hal, untuk menghindari potensi kemarahan warga," kata Toha.

Hingga akhirnya Zk dijemput pulang keluarganya, kemudian Toha baru menceritakan bahwa EN ternyata seorang laki-laki.

Toha menduga Na dan Zk saling mengenal lewat media sosial Facebook.
"Perkiraan sih dia ini kenal dari Facebook," kata Toha.

Kadus Lemes

 Kepala dusun kaget saat tahu calon pengantin wanita warganya ternyata seorang pria.

Kisah ini terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala dusun pun tetap mencoba bersikap bijak.




Editor : lelimaslina
Kategori : Hukrim
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: redaksi.jetsiber@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Scroll to top