Minggu, 12 Mei 2024

Breaking News

  • Penuh Kebahagiaan, Acara Pertunangan Putra Bupati Bengkalis Berlangsung Meriah   ●   
  • Klaim Fitnah Terbantahkan: Rektor UR Prof Sri Indarti Tegaskan Kebenaran, Kasus Medsos Resmi Dicabut   ●   
  • Tim Intelijen Kejati NTB Berhasil Mengamankan 1 (satu) Orang Pegawai Kejaksaan Agung RI   ●   
  •   ●   
  • Mengungkap Tabir Gelap: Satgas KNPI Bongkar Jaringan Mafia BBM di Jantung Siak   ●   
Pedagang Pasar Tanah Abang Menjerit Sepi 'Terbunuh' TikTok Shop
Rabu 13 September 2023, 13:38 WIB
Pasar tanah abang sepi pengunjung.jpg

Jetsiber.com - Jakarta - Langit Jakarta cukup indah jika dibandingkan biasanya pada Selasa (12/9) siang. Termasuk, di atas Pasar Tanah Abang Blok A; matahari terik dan langit biru terlihat bersih.

Satu-dua orang memesan minuman dingin demi menyejukkan kerongkongan yang kering. Sementara, penjual lainnya terlihat gigih menawarkan dagangannya pada orang-orang yang lalu lalang.

Pelataran pasar memang ramai, namun tak padat. Pengunjung bebas berjalan tanpa harus berjejal seperti umumnya di sebuah pasar.

Kondisi serupa juga terjadi di lobby pasar atau lantai LSG. Di sini hanya ada pedagang yang menjaga kiosnya.

Tak ada pemandangan pengunjung yang beradu bahu. Terlihat satu keluarga yang berjalan luang sambil mata mereka mengedarkan pandangan pada baju-baju yang dijajakan pedagang.

Tapi ada pemandangan miris; penjual jauh dari kesibukan. Mereka hanya memainkan ponselnya karena tak ada pembeli yang datang. Bahkan, ada penjual yang terlelap sambil bermimpi dagangan ludes diborong pembeli yang datang.

Annie (38), seorang penjual pakaian muslim di lantai ini misalnya. Saking sepinya pembeli yang datang, ia lebih banyak 'nganggur' di kiosnya.

Waktu jualan hanya ia pakai mengobrol ngalor ngidul dengan kedua karyawannya sambil sesekali menengok ponsel untuk mencari hiburan.

Ia bercerita sepi yang menggelayuti dagangannya sudah terjadi dua bulan belakangan ini. Sejak saat itu keluhnya, pengunjung pasar terbesar dan tertua di Jakarta itu hampir mati.

Annie menyebut penjualannya sampai anjlok 80 persen karena masalah itu. Sampai- sampai, ia mengibaratkan mencari penglaris jualan saja susahnya seperti mencari emas

"Dapat penglaris saja Alhamdulillah," ucap Annie.

Perempuan yang berjualan sejak 2019 di Pasar Tanah Abang itu menduga salah satu faktor merosotnya pengunjung adalah menjamurnya tren berbelanja online belakangan ini.

Mereka banyak menjajakan produk pakaian dengan harga barang lebih murah dibanding di Tanah Abang. Tawaran itu katanya, pasti mengubah minat pembeli.

Pembeli yang awalnya belanja pakaian ke Tanah Abang, sekarang lebih memilih belanja online. Selain harganya yang lebih murah, belanja online juga tak perlu membuat mereka berdesakan dan berpanas-panasan dalam belanja.

Annie masih ingat betul bagaimana ramainya Pasar Tanah Abang pada 2019 lalu, sebelum fenomena belanja online dan pandemi covid-19 menghantam. Annie mengenang saking ramainya melayani pembeli, sampai-sampai ia tidak bisa duduk.

"Sampai berdiri terus dulu, tidak bisa duduk," katanya.

Tak hanya Annie, kondisi pedagang lain dengan menyusuri Pasar Tanah Abang. Pasar Tanah Abang Blok A terdiri dari 12 lantai. Setiap lantainya memiliki kategori mayoritas barang yang dijual.

Misalnya, lantai SLG adalah pusat penjual baju formal untuk bekerja seperti blaze hingga pakaian muslim. Lalu, lantai LG menyediakan berbagai perlengkapan ibadah seperti mukena dan sajadah.

Kemudian, lantai ground floor pusat baju anak, lantai 1 celana jeans, lantai 2 adalah surga bagi para pecinta batik, lantai 3 merupakan pusat aksesoris, lantai 3A menjual berbagai baju pria, dan lantai 5 pusat grosir busana muslim.

Lalu, lantai 6 adalah tempat berbagai macam model pakaian wanita yang modern, lantai 7 pusat grosir aneka macam sepatu, lantai basement 2 (B2) menyediakan beragam bahan tekstil, dan lantai basement 1 (B1) menjual berbagai perlengkapan rumah tangga seperti sprei, sarung bantal, gorden, hingga taplak meja.

Sedangkan, food court, tempat parkir dan masjid, berada di lantai 8 hingga 12.

Tapi pemandangan tetap sama saja. Di lantai LG, pemandangan tak ubahnya seperti tempat ibadah alias selalu sepi.

Tak ada riuh pengunjung yang memadati sebuah toko. Jalanan kecil di antara toko-toko pun lengang.

Ingar bingar pengunjung lenyap. Tak ada suara ramai pengunjung yang tawar menawar. Padahal, biasanya suara mereka terdengar seperti dengungan lebah.

Mia (36), salah satu pedagang di situ tampak putus asa. Sepi pembeli membuat pendapatannya merosot.

Praktis karena kesepian itu, ia saat ini hanya bisa bergantung pada langganannya saja. Sama seperti Annie, ia mengaku pasar sudah sepi sejak dua bulan belakangan. Saingannya pun sama;  penjualan online.

"Biasanya dulu bisa dapat Rp10 juta dalam satu hari. Sekarang nyari pelaris saja Alhamdulillah," kata Mia.

Terbunuh TikTok Shop
Ia rindu dengan hingar bingar Pasar Tanah Abang dulu. Ia juga rindu dengan kesibukan melayani para para pelanggan yang datang meski itu semua membuatnya kesulitan mendapat waktu luang, termasuk hanya untuk sekadar makan siang.

"Mudah-mudahan ramai lagi ya kayak biasa dulu lah, sekarang benar-benar sepi. Banyak (pedagang) yang mengeluh," kata dia.

Naik lagi satu lantai ke lantai ground suasana makin hening. Para penjual baju anak di sini tampak seperti pengangguran.

Mereka terlihat bosan. Bermalas-malasan, memangku dagu pada tangan yang terlipat di atas meja sambil menonton tayangan YouTube jadi pelipur lara dalam menghadapi kesepian.

"Sekarang sudah kaya gini, sudah sepi banget. Pemasukan tak menentu. Kadang ada, kadang tak ada sama sekali," keluh Soleh (27) salah satu pedagang di lantai ini.

Ia mengaku pada 2019 bisa mengantongi puluhan juta per hari. Namun, saat ini ia pernah mengalami hanya mendapat satu pembeli dalam satu hari.

Menurutnya, masalah yang dialami pedagang Pasar Tanah Abang tak lepas dari kemunculan TikTok Shop.

"Dulu sebelum TikTok ada, tokonya masih ada, Lazada, Shopee itu tidak pengaruh ke pasaran. Sekarang sudah ada TikTok hadir (jadi sepi)," Jelas Soleh.

TikTok Shop kini memang tengah menjadi perhatian pemerintah. Para pejabat di RI sudah mengakui bahwa keberadaan TikTok Shop cukup meresahkan.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan kemunculan TikTok Shop telah membuat banyak pelaku UMKM di dalam negeri gulung tikar akibat tak kuat menahan gempuran barang impor yang mengalir deras akibat aplikasi itu.

Teten menyebut TitTok memang memiliki keunggulan. Algoritma TikTok dapat membaca kebiasaan penggunanya. Hal itu dapat menjadi data yang digunakan untuk menggambarkan keinginan konsumen di Indonesia.

"Sehingga dia bisa memberikan informasi kepada produsen UMKM di China yang mau masuk ke Indonesia, sehingga ini suatu ancaman. Karena itu ancaman bagi UMKM. Kita sudah perdagangan bebas, tapi saya kira setiap negara juga perlu melindungi UMKM, jangan sampai kalah bersaing," ujar Teten usai menghadiri acara pembekalan antikorupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (11/7).

Untuk mengatasi masalah ini, Teten sudah memanggil pihak TikTok Indonesia untuk melarang para penjual dalam melakukan praktik predatory pricing atau memberikan harga yang tidak masuk akal. Namun hingga kini panggilan tersebut belum berbuah hasil.

"Sebelumnya saya juga memanggil Shopee, karena Shopee pernah melakukan menjual produk dari China dengan harga predatory pricing yang enggak masuk akal. Dan mereka sepakat meng-drop produk-produk pakaian muslim, waktu itu, untuk tidak dijual lagi," lanjut dia.

Selain upaya itu,Teten mengatakan pemerintah akan membuat benteng baru. Benteng akan dimasukkan ke dalam revisi peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PPMSE).

Sementara itu,Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan ada tiga poin penting yang akan diatur pemerintah dalam revisi itu.

Pertama, melarang penjualan barang impor di bawah harga US$100 atau setara Rp1,5 juta (asumsi kurs Rp15.008 per dolar AS) dijual di e-commerce.

Zulhas menilai ketentuan pembatasan harga barang impor itu demi melindungi produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.

"Harga barang yang dijual ada minimalnya. Masa kecap saja satu harus diimpor, yang benar saja! Maka saya usulkan harganya US$100-an," ucapnya di Jakarta Selatan, Jumat (28/7).

Kedua, ritel online tidak boleh menjual produk pribadi. Zulhas mengatakan marketplace tidak boleh sekaligus menjadi produsen.

"Misalnya TikTok bikin merek sepatu TikTok, itu nggak boleh. Kalau mau bikin sepatu ya silahkan, tapi di perusahaannya yang lain. Jadi jangan diborong semua," tuturnya.

Ketiga, e-commerce dan platform digital baik impor maupun lokal harus memiliki izin dan pajak yang sama. Zulhas menekankan bahwa marketplace harus memiliki ketentuan yang sama dengan UMKM, mulai soal pajak hingga perizinan.

"Bahwa marketplace, platform digital, dia sama dengan yang lainnya, izin, pajak harus sama, kalau masuk barang harus kena pajak," kata Zulhas.

Selain benteng itu, pemerintah juga berencana melarang TikTok Shop. Zulhas menggelar rapat dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Senin (11/9) lalu untuk membahas rencana pelarangan TikTok Shop di Indonesia.

"Saya nanti akan rapat di Kemensetneg jam setengah empat (15.30 WIB), membahas termasuk revisi Permendag 50 (Tahun 2020), juga apakah kita larang saja ya atau gimana ya, ini akan dibahas nanti. Ini lagi dibahas (rencana pencabutan izin TikTok Shop)," katanya di Harris Vertu Harmoni Hotel, Jakarta Pusat, Senin (11/9).

Namun belum jelas apa hasil rapat itu. Sementara itu, TikTok Indonesia meminta pemerintah mengkaji ulang rencana larangan TikTok Shop beroperasi di Indonesia.

Head of Communications TikTok Indonesia Anggini Setiawan menyebut hampir 2 juta bisnis lokal di tanah air tumbuh dan berkembang berkat hadirnya social commerce.

"Memisahkan media sosial dan e-commerce ke dalam platform yang berbeda bukan hanya akan menghambat inovasi, namun juga akan merugikan pedagang dan konsumen di Indonesia," kata Anggini. Selasa (12/9).

"Kami berharap pemerintah dapat memberikan kesempatan yang sama bagi TikTok," imbuhnya.
Sumber:CNN indonesia




Editor : lelimaslina
Kategori : Ekonomi
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: redaksi.jetsiber@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Scroll to top