Jumat, 11 Oktober 2024

Breaking News

  • Jaksa Penyidik Pidsus Kejati Maluku Serahkan TSK Mantan Sekda dan BB Ke PU Kejari Seram   ●   
  • Panwaslu Keritang Sesalkan Pemberitaan Yang Beredar di Beberapa Media   ●   
  • Perkuat Coaching, Mentoring dan Counseling, Lapas Pekanbaru Ikuti Webinar Series 5   ●   
  • Petugas Lapas Pekanbaru Periksa Bahan Makanan, Pastikan Makanan WBP Sehat dan bergizi   ●   
  • Kepedulian Presiden Jokowi: Kesetaraan Bagi Kaum Rentan Khususnya Disabiltas Dalam Rekrutmen Polri   ●   
Pertumbuhan Ekonomi RI Meroket , Orang Miskin Bisa Berkurang?
Kamis 10 Agustus 2023, 15:21 WIB
ilustrasigambar.jpg

Jetsiber.com - Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus terjaga di level atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut mampu menekan tingkat kemiskinan masyarakat. Pada kuartal II-2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,17% secara tahunan (yoy).

Plt. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan, di tengah terjaganya laju pertumbuhan ekonomi itu, tingkat kemiskinan juga turun dari Maret 2022 9,54% menjadi 9,36% pada Maret 2023. Begitu juga dengan tingkat kemiskinan ekstrem dari 2,04% menjadi 1,12%.

"Ini menjadi modal kita untuk mencapai target nol persen kemiskinan ekstrem pada 2024. Jadi pertumbuhan bisa di atas 5% dan kualitas pertumbuhannya tetap terjaga," kata Ferry dalam program Squawk Box, CNBC Indonesia dikutip Kamis (10/8/2023).
Ia menjelaskan, laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2023 pun sebetulnya terdistribusi dengan baik di antar daerah. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, tingkat pertumbuhan di Sulawesi 6,64%, Maluku dan Papua 6,35%, Kalimantan 5,56%, Jawa 5,18%, Sumatera 4,9%, serta Bali dan Nusa Tenggara 3,01% yoy.

Menurut Ferry, terjaganya laju dan kualitas pertumbuhan ekonomi hingga kuartal II-2023 ditopang oleh pulihnya mobilitas masyarakat, serta daya belinya. Tercermin dari konsumsi rumah tangga yang mampu tumbuh hingga 5,23%, diiringi dengan tumbuhnya sektor-sektor yang terkait itu.

Misalnya, penumpang moda transportasi seperti angkutan rel naik 28,84% pada kuartal II-2023, diikuti dengan angkutan laut tumbuh 11,98%, dan angkutan udara 30,61% yoy, diiringi dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang naik 169,66% dan wisatawan nusantara 19,86% yoy. Selain itu, penjualan mobil naik 9,65% dan sepeda motor 40,02%.

"Begitu pula angka transaksi elektronik, kartu debet, kemudian kredit meningkat 3,5% yang itu ada kaitannya dengan relatif terkendalinya inflasi kita yang di kisaran 3%," tutur Ferry.
Kendati begitu, Ferry mengingatkan, laju pertumbuhan itu tidak hanya ditopang konsumsi masyarakat, melainkan juga didukung oleh konsumsi pemerintah yang tumbuh 10,62% yoy pada kuartal II-2023. Menurutnya, peranan belanja pemerintah ini sangat besar dalam memberikan dampak lanjutan atau multiplier effect ke pertumbuhan ekonomi.

"Dengan percepatan belanja barang dan jasa termasuk belanja pegawai yang tadi sesuai dengan yang kita harapkan memberi multiplier effect ke perekonomian pada saat kebijakan mulai dari libur lebaran, persiapan tahun ajaran baru, dan seterusnya yang menjadi meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat," ucapnya.

Dari sisi pertumbuhan menurut lapangan usaha pun menurutnya masih didominasi oleh industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, hingga konstruksi yang masing-masing tumbuhnya 4,88%, 2,02%, 5,25%, 5,01%, dan 5,23%.

"Beberapa sektor yang menjadi backbone atau tulang punggung ekonomi kita seperti industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi mengalami pertumbuhan," ujar Ferry.

sumber ; CNBC.




Editor : lelimaslina
Kategori : Ekonomi
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: redaksi.jetsiber@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 



Scroll to top