Senin, 29 April 2024

Breaking News

  • Tiga Rumah Mewah di Tangerang Markas Judi Online Digerebek Polisi   ●   
  • Wakajati Riau Pimpin Apel Kerja Pagi Kejaksaan Tinggi Riau   ●   
  • Kapolda Riau Gelar Nonton Bareng di Mapolda Riau Pada Semifinal Piala AFC U-23 Indonesia VS Uzbekistan   ●   
  • Disperindag Ingatkan Pengusaha Pergudangan Wajib Kantongi TDG   ●   
  • Pemkab Bengkalis Gelar Nobar Timnas Indonesia Lawan Uzbekistan   ●   
PETI di Kuansing, Diduga 6 Alat Berat Bebas Beroperasi di Sungai Alah
Selasa 23 Februari 2021, 16:30 WIB

TELUKKUANTAN - Diduga 6 alat berat bebas beroperasi mengeruk Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Sungai Alah, Kecamatan Hulu Kuantan.

"Ada 6 alat berat beroperasi di areal persawahan Desa Sungai Alah, tepatnya di belakang perkampungan," ujar sumber yang tak ingin disebutkan namanya, Senin (22/2/2021) tadi malam.

Sumber menyebutkan, dugaan aktivitas PETI menggunakan alat berat di Desa Sungai Alah ini telah berjalan seminggu lebih, namun hingga kini masih tetap aman beroperasi.

"Ini sangat kami sayangkan, mestinya ditindak tegas, sebab belum pernah terdengar pelaku alat berat ditangkap, hanya pelaku dompeng jadi sasaran. Padahal ini partai besar, tapi kok tidak terjamah," katanya.

Bahkan yang lebih ia sayangkan lagi, salah satu pemainnya, diduga oknum anggota DPRD, sebelumnya ia diduga ikut beroperasi di Desa Sarosa, namun telah berpindah ke Sungai Alah.

"Sebelumnya beroperasi di Desa Sarosa, kini alatnya diduga pindah ke Sungai Alah," sebutnya.

Selain oknum DPRD pihak lain diduga ikut bermain di Sungai Alah ini adalah oknum pemerintahan Desa.

Di Desa Sungai Alah ini, pada 27 September 2020 lalu pekerja tambang pernah tewas tenggelam di bekas galian dompeng yang sedang beroperasi, korbannya adalah pelajar.

Selain itu, sumber juga menyebutkan, aktivitas PETI alat berat ini juga terdapat di Desa Saik, Kecamatan Kuantan Mudik, pemainnya diduga pejabat pemerintahan Desa.

Kemudian di Desa Sarosa, Kecamatan Hulu Kuantan, bebernya juga terdapat alat berat beroperasi, diduga pemainnya oknum aparat, dan ada juga oknum aparat lainnya jadi pembeking.

"Padahal di Sarosa ini pernah terjadi tragedi berdarah 28 Agustus 2020 lalu, 6 penambang tewas tertimbun, namun, kini kembali beroperasi, alatnya bekerja tengah malam hingga subuh," bebernya.(rtc)




Editor :
Kategori : Kuantan Singingi
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: redaksi.jetsiber@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Scroll to top