Rabu, 13 Agustus 2025

Breaking News

  • Jelang Berikan Pelatihan Barista Kepada Warga Binaan, Lapas Pekanbaru Gelar Rapat Persiapan   ●   
  • Ketua TP PKK Rohul Luncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis   ●   
  • Wabup Pimpin Apel Peringatan HUT ke-68 Provinsi Riau   ●   
  • Bupati Rohul Raih Penghargaan Kabupaten Terbaik III di Riau   ●   
  • Senam Pagi WBP Lapas Pekanbaru Tingkatkan Kebugaran dan Kesehatan Mental   ●   
Menag: Jangan Khawatir, Intoleransi Agama Bukan Arus Utama
Sabtu 13 Maret 2021, 12:54 WIB

Jakarta -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut ada peningkatan sikap intoleran beragama di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Temuan itu menurutnya didapatkan dari hasil riset oleh beberapa lembaga.

Yaqut menyebut menguatnya arus digitalisasi di era teknologi saat ini membuat beberapa masyarakat mudah terpapar aliran yang konservatif. Meski demikian, Yaqut memastikan temuan intoleransi tersebut belum mengakar di masyarakat.

"Riset yang dilakukan banyak lembaga menunjukkan ada gejala meningkatnya intoleransi. Namun demikian kita tidak perlu khawatir berlebihan, karena tren ini belum menjadi arus utama masyarakat Indonesia," kata Yaqut saat memberikan sambutan dalam acara daring yang bertajuk 'Understanding Indonesian Muslims Culture', Sabtu (13/3).

Yaqut menyebut gejolak intoleransi saat ini merupakan tantangan yang harus dihadapi banyak negara, utamanya di tengah sebaran informasi tanpa batas pada jaman sekarang. Ia mengatakan kaum pemuda memiliki andil besar dalam gejolak ini.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa mayoritas penduduk Indonesia memiliki sikap yang moderat dan sepakat dengan ideologi yang berkembang di Indonesia, yakni Pancasila.

"81,6 persen muslim Indonesia setuju dengan Pancasila, ini merupakan modal dasar yang sangat memberikan keuntungan untuk Indonesia," jelasnya.

Dalam sambutannya itu, Yaqut sekaligus menegaskan, Indonesia pada tahun 2020 menyumbang sebanyak 13,07 persen penduduk Islam di dunia. Jumlah itu menurutnya lebih besar dari negara islam lain seperti Pakistan hingga Bangladesh.

Dengan kondisi itu, Yaqut pun mengaku pihaknya akan fokus pada tiga hal penanganan keberagamaan di Indonesia. Yang pertama, peningkatan pelayanan keagamaan yang berkualitas dan merata. Selanjutnya, penguatan moderasi beragama, dan terakhir transformasi digitalisasi sebagai proses adaptasi Kemenag.(cnn)




Editor :
Kategori : Nasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Scroll to top