Minggu, 19 Mei 2024

Breaking News

  • Kapolri dan Panglima TNI Meninjau Langsung Kesiapan Venue GWK   ●   
  • Ditpolairud Polda Bali Siagakan Dua Kapal dan Tiga Helikopter Amankan KTT WWF   ●   
  • Jika Sepakat, Kasmarni - Rafee Pasangan Ideal Pilkada Bengkalis 2024, Bakal Kuasai Suara Bengkalis   ●   
  • Kasmarni Didampingi Tim Pemenangan ke DPD Partai PKS untuk Pengembalian Formulir Pendaftaran Sebagai Calon Bupati   ●   
  • H.Muhammad Rafee Siap Mundur dari DPRD Bengkalis untuk Maju Pilkada Sebagai Calon Wabup   ●   
Mengkhawatirkan, Varian Baru Corona Kembali Terdeteksi di Inggris
Kamis 18 Februari 2021, 11:19 WIB
ilustrasi

JAKARTA - Varian baru virus Corona kembali terdeteksi di Inggris, yang dikenal sebagai B1525 dan dilaporkan pertama kali oleh para peneliti dari University of Edinburgh. Para ahli mengatakan, varian baru satu ini berpotensi mengkhawatirkan.

Para peneliti menemukan sebanyak 32 kasus B1525 di Inggris. Selain itu, mereka juga menemukan kasus yang berkaitan dengan varian baru Corona ini di 10 negara lain, termasuk Denmark, Amerika Serikat, dan Australia.

Dikutip dari detik, tim peneliti mengatakan varian baru virus Corona ini memiliki kesamaan genom dengan varian Kent yaitu B117. Varian ini juga mengandung sejumlah mutasi yang mengkhawatirkan para peneliti, termasuk mutasi E484K yang terjadi pada spike protein yang membuat virus lebih mudah masuk ke dalam sel tubuh.

Diketahui, mutasi E484K ini sebelumnya juga ditemukan dalam varian baru Corona yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil. Mutasi ini juga diperkirakan bisa membantu virus menghindari antibodi penetral.

"Kami belum tahu bagaimana varian (baru) ini akan menyebar, tetapi jika berhasil (menyebar) bisa diperkirakan kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan tumpul," kata Dr Simon Clarke, mikrobiologi seluler di University of Reading yang dikutip dari The Guardian, Rabu (17/2/2021).

"Saya pikir sampai kita tahu lebih banyak tentang varian ini, setiap varian yang membawa E484K harus menjalani uji gelombang karena tampaknya memberikan ketahanan terhadap kekebalan, bagaimana pun itu yang dihasilkan," lanjutnya.

Selaras dengan Dr Simon, profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge Ravi Gupta setuju adanya pengujian gelombang untuk varian baru tersebut. Ia mencatat selain mutasi E484K, varian baru juga memiliki perubahan lain yang mungkin akan membantu virus untuk terhindar dari antibodi.

Menurut Profesor Jonathan Stoye dari Francis Crick Institute mengatakan varian baru ini memang mengandung mutasi yang familiar. Menurutnya, selain meneliti soal varian baru atau mutasi baru, berarti perkembangan vaksin COVID-19 yang ada saat ini juga diharapkan bisa melindungi dari varian tersebut. (hrc)




Editor :
Kategori : Internasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: redaksi.jetsiber@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 



Scroll to top